Apa anda tau Burung Hantu apa saja yang ada di Indonesia om...
Dari jenis bulunya yang mengarah kedominan putih membuatnya menjadi spesies burung hantu yang paling mudah dikenali diantara yang lainnya. Terlebih lagi bentuk wajahnya yang putih bersih yang menyerupai bentuk hati terlihat begitu khas. Tyto alba sebenarnya sudah lama dikenal di dunia ini, tetapi baru dideskripsikan oleh seorang naturalis berkebangsaan Italia yang bernama Giovanni Scopoli pada tahun 1769.
Makanan burung hantu Tyto alba antara lain adalah tikus, kadal, bahkan ular. Yang unik adalah jika ukuran mangsanya kecil, maka mereka akan menelannya secara utuh, tetapi jika ukuran mangsanya terlalu besar, burung hantu ini akan membagi-baginya menjadi ukuran yang lebih kecil sebelum ditelan. Setelah mangsa ditelan, daging dan bagian tubuh yang lunak dari mangsanya akan dicerna oleh tubuh, kemudian bulu dan tulang mangsanya akan dimuntahkan kembali secara berkala dalam bentuk pellet.
Saat berburu, Tyto alba tidaklah mengandalkan kecepatan menerkam mangsa, melainkan lebih mengandalkan indera pendengarannya yang sangat tajam serta cara terbangnya yang nyaris tidak ada suara. Dengan kemampuan terbangnya yang tanpa suara, mangsa tidak akan menyadari kehadiran mereka. Selain itu, kemampuan terbangnya tersebut juga membuat pendengarannya jauh lebih tajam.
Bisa dibilang burung hantu Tyto tidak pernah membuat sarangnya sendiri. Mereka akan menempati lubang gua, celah batu, rumah tua, atau sarang burung lain yang sudah ditinggalkan. Mereka juga tidak akan merenovasi sarang-sarang tersebut.
Beberapa peneliti mengatakan jika burung hantu Tyto dapat bersifat Poligami. Seekor jantan dapat mengawini lebih dari satu betina dalam radius kurang dari 100 m antar sarang yang berbeda. Mereka tidak mempunyai musim kawin. Sepanjang tahun mereka dapat kawin. Bahkan, jika kondisi memungkinkan (misal populasi tikus yang tinggi), sepasang Tyto dapat bertelur 2 kali dalam setahun.
Dalam sekali musim kawin, seekor induk Tyto dapat bertelur sebanyak 3-6 butir. Bahkan terkadang bisa mencapai 12 butir hanya dalam waktu 2 hari saja. Telur segera dierami setelah telur pertama keluar dengan lama pengeraman sekitar 30 – 34 hari.
Karena telur keluar pada waktu yang berbeda, maka waktu menetasnya pun berbeda-beda. Hal ini menyebabkan ukuran tiap anak akan bebeda-beda, serta sangat jarang semua anak dapat hidup hingga dewasa, kecuali jika sumber makanan di sekitar sarang benar-benar melimpah. Umumnya anakan yang paling kecil (yang menetas paling akhir) akan mati, dan tak jarang dia akan dibunuh oleh anakan yang lebih tua atau lebih besar.
No comments: