Siapa yang tak kenal dengan NOKIA sang jawara di dunia industri elektronik yang saat ini mengalami masa terpuruk dalam sejarah, seperti Asha dan Lumia, pun harus dilepaskan. Tidak berhenti di sana, Microsoft memutuskan untuk melebur nama Nokia dan memilih untuk merilis produk tersebut dengan nama Microsoft Devices.
Dipasaran ponsel ataupun perangkat tablet dengan nama Asha atau Lumia, tanpa nama Nokia. Beberapa inisiatif Nokia untuk meraih pasar di luar ekosistem awal, seperti Nokia X yang memanfaatkan sistem operasi Android, juga dihentikan.
Namun, hal tersebut bukanlah berarti akhir dari perusahaan asal Finlandia tersebut. Mereka membuat kejutan dengan kembali masuk ke pasar gawai dengan mengumumkan seri Nokia N1, sebuah sabak elektronik yang dijalankan oleh sistem operasi Android terbaru, yakni Lollipop. Inilah bantahan mereka terhadap tudingan bahwa Nokia hancur masa jayanya.
”Mereka sungguh salah,” ujar Kepala Bagian Produk Nokia Sebastian Nystrom, dalam presentasi singkatnya di acara Slush 2014 yang digelar di Helsinki, Finlandia.
Penggunaan sistem operasi Android memang jadi kejutan sendiri, karena selama ini Nokia setia dengan sistem operasi Windows Mobile, sementara inisiatif NokiaX yang sudah dihentikan itu pun hanya terbuka untuk ekosistem di luar Google.
Kehilangan divisi handset juga memaksa Nokia untuk bekerja sama dengan Foxconn dalam mengerjakan lini produksinya. Nokia juga memahami kutub industri elektronik dunia yang kini sudah bergeser ke arah Asia dengan mematok tanggal rilis pada kuartal I-2015, lebih tepat lagi diluncurkan di Tiongkok sebelum Imlek.
Strategi tersebut diprediksikan bakal efektif dalam mendongkrak angka penjualan produk yang akan dilepas dengan harga 250 dollar AS. Dengan harga jual 250 dollar AS atau sekitar Rp 3,1 juta, harga Nokia N1 memang lebih terjangkau dibandingkan dengan produk dari Apple, yakni iPad Mini 3, yang sama-sama memiliki bentang layar 7,9 inci dan ketajaman 2048 x 1536 piksel. iPad Mini 3 dijual dengan harga 399 dollar AS atau sekitar Rp 4,9 juta.
Bobot | 318g |
Konektivitas | Wi-Fi, (802.11a/b/g/n/ac); dual channel (2.4GHz & 5GHz) with MIMO Bluetooth, BT 4.0 |
Chipset | Intel 64-bit Atom Processor Z3580, 2.3 GHz, PowerVR G6430, 533 MHz |
Layar | 7,9 inci (4:3) 2048x1536 resolution Gorilla glass 3 IPS panel with LED backlight Fully laminated zero air-gap display |
Kamera | 8 MP rear-facing camera with autofocus 5 MP front-facing camera, fixed focus 1080p video recording |
Baterai | 18.5 Wh (5300 mAh) rechargeable lithium polymer battery (3.7 V) |
Memori | LPDDR3 (800 MHz), 2 GB |
Sistem Operasi | Android 5.0 Lollipop + Nokia Z Launcher |
Penyimpanan | eMMC 5.0, 32 GB |
Sensor | 6-axis Gyro+Accelerometer |
Saat ini, Z Launcher sudah bebas diunduh di Play Store bagi pengguna ponsel Android lainnya meski tidak menutup kemungkinan bagi pemilik Nokia N1 untuk memakai layanan peluncur aplikasi lainnya.
Nokia juga dipastikan memboyong HERE Maps, layanan navigasi yang tidak kalah ketimbang milik Google, yakni Google Maps. Keunggulan yang dimiliki HERE Maps adalah pengoperasian secara luring sehingga memudahkan mereka yang berada di daerah luar jangkauan sinyal seluler asalkan mengunduh file peta sebelumnya.
Inilah peluang bagi Nokia untuk kembali menapaki puncak kejayaan mereka kembali meski hal tersebut tidak mudah mengingat sudah banyak para jawara yang enggan digeser, seperti Xiaomi atau Samsung.
No comments: